Cara Menghadapi Orang Tua Pemarah

Cara Menghadapi Orang Tua Pemarah

Ketahui Jenis Kekerasan

Untuk menghadapi orang tua yang pemarah hingga tak jarang mereka mengeluarkan sumpah serapah, maka Anda perlu belajar mengenai kekerasan verbal. Kekerasan verbal ini memungkinkan terjadi di semua tipe keluarga dengan berbagai status ekonomi.

Beberapa identifikasi kekerasan verbal antara lain menggunakan ancaman, menyumpahi dengan makian hingga merendahkan di depan umum.

Ketahui juga apakah Anda merasa takut dengan orang tua? Beberapa efek kekerasan verbal dapat mengakibatkan anak bermasalah, menutup diri dari pergaulan sosial, tidak menuntut dan mengalah selalu hingga depresi.

Jika Anda merasakan ini setiap orang tua marah, maka ada yang tidak sehat dengan hubungan dalam keluarga Anda.

Jika Anda memang mengalami kekerasan, terutama verbal ketika orang tua marah, maka ada baiknya untuk meminta bantuan. Akan lebih baik jika Anda menghubungi pihak yang memang berwenang mengatasi masalah tersebut. Misalnya melapor pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI.

Jika dirasa terlalu jauh jangkauannya, Anda bisa meminta bantuan orang dekat. Seperti misalnya kerabat yang dituakan dan dapat dipercaya menengahi permasalahan. Atau jika Anda masih bersekolah, Anda bisa meminta bantuan guru.

Demikianlah beberapa cara bijak dalam menghadapi orang tua yang pemarah dan temperamen. Tentu saja sebagai anak Anda tidak ingin menjadi seseorang yang durhaka kepada orang tua bukan? Maka dari itu selalu hadapi orang tua dengan kepala dingin dan hati yang lapang.

Ingatlah, mereka pernah menjadi anak, namun Anda belum pernah menjadi orang tua. Selain itu, menghadapi zaman berbeda juga berpengaruh pada output sikap yang berbeda pula. Semoga berhasil!

Orang tua sangat berbeda dengan orang yang lebih muda, baik dari segi pemikiran juga dari perilaku. Bahkan ada pula orang tua yang selalu merasa benar dan tidak mau mengalah. Selain itu, tak jarang orang tua akan berlaku kasar kepada orang lain terutama anggota keluarga.

Sifat kasar, pemarah, dan tempramental tersebut dapt disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari psikologi hingga gangguan medis tertentu seperti Alzheimer atau demensia.

Kedua penyakit tersebut erat kaitannya dengan perubahan suasana hati secara tiba-tiba kepada penderitanya, tak jarang pengidap Alzheimer atau demensia akan berlaku kasar.

Hal tersebut diakibatkan oleh halusinasi dan ketidakmampuan mengingat nama atau seseorang seperti pasangan, anak, cucu atau anggota keluarga lainnya.

Bila tidak diberikan pengobatan atau perawatan yang tepat, penderita Alzheimer akan semakin menjadi-jadi dan sulit untuk dikendalikan. Layanan jasa kesehatan home care perawat atau pendamping lansia dapat menjadi solusi untuk merawat orang tua di rumah.

Jika orang tua tidak membutuhkan perawatan atau pendampingan secara medis, cara menghadapi orang tua yang egois dan pemarah karena bukan disebabkan kondisi medis tertentu maka dapat dengan melakukan 5 cara berikut ini.

Baca juga: 10 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua Ke Anak

Keluar untuk Relaksasi

Pergi untuk berjalan-jalan semenaara juga termasuk cara menghadapi orang tua yang pemarah yang juga efektif. Dengan pergi sejenak dari pandangan mereka, dapat membuat pikiran Anda menjadi lebih tenang. Berjalan-jalan di lingkungan yang berbeda juga membuat tubuh menjadi lebih rileks.

Penuhi pikiran Anda dengan pikiran positif selama berelaksasi. Jauhkan dari prasangka yang belum tentu benar adanya. Ingat kembali kenangan indah bersama orang tua agar hati menjadi lebih tenang.

Komunikasi dengan Baik

Berapapun usia Anda, Anda akan tetap dianggap sebagai anak kecil oleh orang tua. Tapi bukan berarti itu membuat Anda bebas bersikap kekanak-kanankan.

Terlebih dalam hal berkomunikasi.  Ketika orang tua marah, Anda harus mampu berkomunikasi dengan sehat, tidak terbawa arus.

Meniru orang tua yang sedang marah, misalnya dengan membalas perkataan tidak sopan, hanya akan membuat mereka semakin kesal. Setelah agak reda, baru keluarkan uneg-uneg Anda dengan pemilihan kata dan nada yang sopan. Tatap mata mereka dan jangan memandang ke arah lain.

Berbicara dengan tatapan mata akan membuat Anda terlihat lebih jujur dan tulus. Sampaikan permasalahan dan solusi melalui sudut pandang Anda dengan cara yang baik.

Setiap orang tua pasti peduli dengan anak mereka, baik itu lewat sikap, perhatian maupun perkataan. Hanya saja kepedulian tiap orang tua itu berbeda-beda cara penyampaiannya.

Ada yang terkesan baik, tapi tak jarang tampak seperti jahat. Misalnya orang tua yang cerewet atau suka marah-marah.

Namun, beberapa anak tidak mampu menangkap maksud apa di balik amarah orang tua. Bukannya berubah, anak malah sebal dan bahkan balik marah pada orang tua. Tak jarang juga dari anak yang semakin menjadi-jadi kelakuannya.

Nah, jika Anda kebetulan memiliki orang tua yang temperamental, berikut ini beberapa cara menghadapi orang tua yang pemarah secara bijak.

Perlu pikiran yang dingin jika orang tua Anda sedang marah-marah. Untuk itu hindarkan diri Anda terlebih dahulu dari situasi yang pelik ini.

Berteriak atau melawan balik orang yang sedang marah ibarat menyiram bensin ke dalam api. Solusi tidak tercapai, malah masalah semakin membesar.

Anda bisa menyampaikan apakah Anda dan orang tua bisa berbicara kembali selama beberapa waktu. Paling tidak 30 menit untuk mendinginkan pikiran.

Atau jika tidak begitu, terima saja dulu perkataan mereka. Pikirkan kembali apa yang dikatakan. Anda bisa menunggu hingga keesokan hari untuk berhadapan kembali dengan orang tua.

Pesan Perawat Home Care Profesional Tersedia 24 Jam/7 Hari

PERAWAT MEDIS, PERAWAT LANSIA, dan BIDAN

Dapatkan promo bebas biaya admin dan transportasi khusus pemesanan hari ini

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Artikel ini disusun bersama

. Kelli Miller adalah Psikoterapis, Penulis, dan Pembawa Acara TV/Radio di Los Angeles, California. Kelli saat ini membuka praktik dan memfokuskan diri memperbaiki hubungan pasangan dan keluarga, depresi, kecemasan, seksualitas, pengasuhan anak, dan sebagainya. Kelli juga memfasilitasi kelompok-kelompok di The Villa Treatment Center yang berjuang mengatasi kecanduan alkohol dan obat terlarang. Sebagai pengarang, dia meraih penghargaan Next Generation Indie Book Award untuk bukunya yang berjudul "Thriving with ADHD: A Workbook for Kids" dan juga menuils "Professor Kelli's Guide to Finding a Husband". Kelli juga mengampu acara "The Dr. Debra and Therapist Kelli Show" di LA Talk Radio. Anda bisa melihat kegiatannya di Instagram @kellimillertherapy. Dia meraih gelar MSW (Masters of Social Work) dari University of Pennsylvania dan gelar BA dalam Sosiologi/Kesehatan dari University of Florida. Artikel ini telah dilihat 20.589 kali.

Pernyaan Penyangkalan Medis'

Konten dalam artikel ini tidak ditujukan sebagai pengganti anjuran, pemeriksaan, diagnosis, maupun perawatan medis profesional. Anda harus selalu menghubungi dokter atau tenaga kesehatan profesional lain sebelum memulai, mengubah, maupun menghentikan perawatan medis apa pun.

Halaman ini telah diakses sebanyak 20.589 kali.

Pahami apa bahasa cinta atau love language yang ibu Anda sukai. Tidak semua keluarga terbiasa berkata “I love you”, memeluk, mencium, atau sekadar curhat berjam-jam. Anda tidak bisa mengukur kasih sayang seseorang hanya dari bahasa cinta versi Anda sendiri.

Saat tahu ibu tidak suka memeluk Anda, bukan berarti ibu tidak sayang. Ibu hanya tidak biasa mengekspresikan rasa sayangnya kepada Anda dengan cara demikian.

Maka, cari tahu bagaimana ibu mengomunikasikan rasa sayangnya pada Anda dan lakukan hal serupa pada ibu.

Contoh, sering menelepon menanyakan kabar, mengirimi makanan, berkunjung ke rumah ibu, atau sesederhana menyantap habis masakan buatan ibu.

Setelah menunjukkan kasih sayang melalui love language-nya, bukan tak mungkin ibu pun merasa diterima dan dipahami. Ia pun mampu bersikap lebih positif kepada Anda dan keluarga.

Artikel Lainnya: Orang Tua Sering Berteriak pada Anak, Ini Efek Negatifnya

Keuntungan tinggal berbeda rumah (atau berbeda kota) adalah Anda bisa leluasa mengatur waktu mengunjungi ibu.

Harus diakui, terlalu sering bertemu dan berhadapan dengan orang tua pemarah justru kerap menimbulkan masalah baru.

Salah satu cara mengatasi orang tua yang suka marah bisa dengan memberi jarak, baik secara fisik maupun waktu. Cara ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan situasi.

Jangan ragu untuk coba memulainya, meski mungkin terasa sulit di awal karena Anda terlalu terbiasa dengan situasi yang kurang menyenangkan ini.

Ibu yang pemarah tidak selalu mengancam. Namun, jika Anda merasa efek sifat ibu begitu kuat, ini waktunya Anda membereskan isu kesehatan mental dalam diri.

Apalagi, kalau ibu Anda marah-marah sambil bersikap kasar, melukai fisik dan emosi, hingga melakukan sesuatu yang membahayakan Anda.

Ketika hal tersebut begitu membekas, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional pada psikolog atau konselor. Anda tak ingin isu ini berlanjut pada anak nanti, kan?

Ketika Anda sudah merasa kewalahan dalam menangani situasi ini, pertimbangkan mendapatkan bantuan profesional. Anda juga bisa mengajak ibu berkonsultasi untuk mendapatkan bantuan dalam mengelola kemarahannya.

Cara ini bukan tanda kelemahan, justru menunjukkan Anda begitu menghormati dan menyayangi ibu sehingga ingin sama-sama menjadi pribadi lebih baik serta membangun relasi sehat.

Mewujudkan hubungan harmonis dengan ibu setelah berbagai sesi terapi dan konsultasi adalah hal yang mungkin dilakukan.

Demikian beberapa cara menghadapi ibu yang sering marah. Semoga cara tersebut membantu Anda dan membuat hubungan Anda dan ibu lebih hangat.

Bila butuh bantuan psikolog, Anda bisa menggunakan fitur Live Chat di aplikasi Klikdokter.

Cara Menghadapi Orang Tua Yang Pemarah dan Kasar

Tidak akan ada api jika tidak ada asap, pun begitu dengan orang tua yang marah atau kasar. Meski kiasan kata tersebut tidak selalu benar, namun mayoritas kasus memang seperti itu.

Selain melakukan doa agar orang tua tidak marah, maka lakukanlah cara menghadapi berikut ini:

Penting sekali untuk berlaku tenang dalam kondisi seperti apa pun, tenang dapat membuat pikiran jadi lebih dingin dan jernih. Jangan ikutan marah atau langsung bereaksi ketika orang tua marah.

Bisa-bisa masalah akan menjadi lebih rumit dan berisiko menyebabkan konfrontasi bukan solusi. Biarkan orang tua mengeluarkan semua ungkapannnya.

Jika dirasa orang tua telah mengeluarkan segala uangkapan perasaan melalui marah-marah, mulailah untuk mencerna apa maksud dan keinginan dari orang tua.

Semua orang suka untuk dipahami, tidak hanya wanita saja melainkan juga pria khususnya orang tua. Dengan memahami kemarahan orang tua maka kemungkinan besar akan menemukan jawaban serta solusi untuk diri sendiri atau pun orang tua.

Berubah Jika Memang Baik

Orang tua yang marah bisa jadi sedang menyampaikan usulan perbaikan pada Anda. Hanya saja, hal ini ibarat memberi batu permata dengan cara melempar mengenai kepala. Bukan batu permata yang diingat, rasa sakit di kepala malah yang selalu terngiang.

Begitu pun ketika orang tua sedang menasehati Anda dengan cara marah-marah. Bukan saran yang didapat, malah sakit hati yang selalu diingat. Untuk itu turunkan ego Anda dan pikirkan kembali apa yang telah dikatakan oleh orang tua.

Apakah perkataan mereka memang bermanfaat untuk perubahan Anda yang lebih baik? Atau bermanfaat untuk masa depan Anda nanti? Jika memang iya, maka tak ada salahnya untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Cari Solusi Bersama

Ketika pikiran sudah tenang dan rileks serta mampu berbicara dengan hati ke hati, maka gunakan momen ini untuk mencari solusi bersama. Apa sih sebenarnya tuntutan orang tua kepada Anda? Mengapa sih Anda tetap bersikukuh pada prinsip Anda yang tidak bisa dirubah tersebut?

Anda bisa membicarakan dua hal penting tersebut dengan orang tua. Kompromikan dengan baik bersama mereka.

Ambil dampak positif dan negatif keputusan yang hendak diambil, bagi Anda dan orang tua. Dengan melakukan diskusi tesebut, siapa tahu Anda akan menemukan solusi yang lebih baik dari pemikiran bersama.

Berbicara Jika Diizinkan

Orang tua belum selesai marah-marahnya, jangan suka dijawab. Kebanyakan anak sering menjawab pertanyaan yang seharusnya memang tidak untuk dijawab.

Orang tua marah-marah sebenarnya tidak ingin mendapatkan jawaban apa pun, cukup didengarkan saja. Namun bila memang sudah kelewatan, ada baiknya untuk meminta izin berbicara.

Jika tidak diizinkan atau kondisi tidak memungkinkan, sebaiknya tahan diri dan bisa berbicara di lain waktu jika kondisi sudah memungkinkan untuk berdiskusi mengenai hal ini.

Selalu mengutamakan sopan, santun dan patuh namun juga harus bisa berani untuk mengungkapkan perasaan. Tidak mungkin harus menyimpan seluruh pembelaan, pilihlah waktu yang tepat.

Meski sudah mendapatkan waktu dan kondisi yang tepat untuk mendiskusikan mengenai kejadian marah-marah, bukan berarti boleh untuk mendebat kemarahan orang tua.

Ada baiknya kembali menanyakan atau sekadar konfirmasi mengenai asal muasal kemarahan orang tua. Dengan begitu, orang tua akan merasa benar-benar diperhatikan saat marah.

Tanyakan secara lembut namun tidak menyinggung. Jika dalam pertanyaan konfirmasi ada yang tidak benar, beritahukan kepada orang tua namun tidak perlu membenarkan diri.

Bila perlu akui saja tuduhan dari orang tua namun tetap memberikan fakta yang sebenarnya biar sama-sama tahu kondisi sebenarnya.

Berlatih untuk Mengendalikan Diri

Pikiran yang dingin tidak datang tiba-tiba saja. Pengendalian diri dan berpikiran dingin perlu dilatih. Anda dapat melakukan ini ketika sendirian. Duduk dalam keadaan punggung yang tegak, kemudian ambil napas secara perlahan.

Proses pengambilan napas ini dilakukan selama 5 hingga 6 detik lamanya. Kemudian tahan napas kira-kira selama 2 detik dan keluarkan secara perlahan.

Ulangi proses ini sebanyak 10 kali dalam satu waktu. Anda dapat mempraktekkan proses pengendalian diri ini ketika meminta “waktu jeda” seperti pada poin 1.